Melalui siaran pers pada Senin (31/12/2012), Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero) Trisno Heryadi, mengatakan bandara sudah bisa beroperasi mulai pukul 07.50 WIB atas izin Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
”Proses evakuasi roda pesawat dari lokasi tergelincir sudah berhasil dilakukan. Sejak pukul 05.01 WIB tadi, semua roda sudah ada di pavement (badan landasan) dan kami langsung melakukan upaya penarikan badan pesawat ke apron. Tepat pukul 07.50 WIB, setelah proses pembersihan dan pengecekan akhir pasca insiden, Bandara Supadio langsung kami operasikan kembali secara penuh atas seizin KNKT,” jelas dia.
Trisno menjelaskan insiden pesawat berjenis Boeing 737-400, dengan registrasi PK-LII terjadi usai menyelesaikan proses pendaratan pada Minggu 30 Desember 2012, pukul 15.20 UTC (22.20 WIB). Pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT-718 yang membawa 152 penumpang dan enam awak kabin tersebut merupakan pesawat terakhir yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju Pontianak, pukul 20.53 WIB.
Pendaratan dilakukan dalam kondisi landasan basah. "Sebenarnya proses pendaratan Lion JT-718 berhasil dilakukan dengan lancar. Pesawat ini touch down dengan sempurna saat itu," kata dia.
Namun ketika hendak berbelok, salah satu roda bagian kanan keluar dari runway dan masuk rumput sekitar 200 meter menjelang ujung landasan. "Mungkin pengaruh landasan yang basah akibat hujan saat itu, serta adanya sisa grafitasi dari proses pendaratan, badan pesawat terdorong dan tergelincir. Alhamdulillah, yang terpenting tidak ada korban dari peristiwa ini,” papar Trisno.
Seketika setelah insiden terjadi, Trisno menambahkan, Bandara Supadio langsung menjalankan prosedur penanggulangan kondisi darurat dengan menutup landasan dan mengupayakan proses penyelamatan terhadap penumpang. Setelah proses evakuasi penumpang selesai dilakukan, tim penyelamat langsung mengupayakan proses evakuasi untuk mengeluarkan roda yang terjerembab dari rumput serta menarik badan pesawat menuju apron tempat parkir pesawat.
Tim KNKT yang juga langsung diturunkan ke lokasi telah mengamankan Flight Recorder berikut seluruh dokumen penerbangan guna kepentingan investigasi.
”Terkait insiden ini, PT Angkasa Pura II telah merencanakan langkah-langkah ke depan guna mengantisipasi terjadinya insiden serupa di masa datang. Kalau untuk perawatan aspal landasan, secara rutin dan terjadwal selalu di lakukan. Tetapi insiden ini sepertinya lebih disebabkan kondisi cuaca yang kurang bersahabat,” pungkasnya. (Adi)
SUMBER: http://news.liputan6.com/read/477634/pesawat-tergelincir-dievakuasi-bandara-supadio-normal
0 komentar:
Posting Komentar